FISIOLOGI SELULER
BAB I
PENDAHULUAN
Fisiologi pada manusia merupakan sesuatu yang bisa
dikatakan karakter yang spesifik meliputi mekansme tubuh untuk tetap hidup
dengan baik. Faktanya banyak sekali mekanisme tubuh yang ada dalam tubuh kita
yang berjalan diluar dari kesadaran kita, seperti proses mencerna makanan,
proses pertahanan sistem imun, dan lain-lain. Kesemuanya itu berjalan dengan
sendirinya tanpa haru kita kendalikan menurut keinginan kita. Sungguh anugrah
yang tak ternilai yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa kita diberi kehidupan
yang seperti ini. Tujuan dari mempelajari fisiologis
adalah untuk menjelaskan mengenai fisik dan faktor yang mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan ketika hidup. Secara garis besar fisiologi dapat
dibagi menjadi viral physiology, bacterial physiology, cellular physiology,
plant physiology, human physiology, dan berbagai macam subdivisi. Pada
makalah ini akan coba dibahas mengenai cellular physiology atau fisiologi seluler. Karena berkaitan
dengan olahraga maka tentunya fisiologi seluler yang dimaksud adalah fisiologi
seluler manusia atau human physiology.
Apakah
yang dimaksud dengan sel?. Sel adalah unit terkecil yang menjadi dasar
kehidupan. Segala makhluk hidup di muka bumi ini memiliki sel mulai dari
bacteri, protozoa jamur, terutama manusia. Berbicara mengenai sel yang ada pada
manusia, terdapat sekitar 100,000,000,000,000 sel pada manusia. Serta terdapat
sekitar 200 jenis sel dalam tubuh manusia. Dimana jika berbagai berbagai sel
bergabung membentuk sebuah jaringan, jaringan bergabung membentuk organ. Secara
singkat digambarkan pada bagan berikut :
Gambar
1.1. Tata urutan tubuh (Modified from Eckert R, Randall D: Animal physiology, ed 2, San
Francisco, 1983, WH Freeman.)
Dengan
bagan diatas maka dapat diketahui bahwa semakin baik kualitas sel maka semakin
baik pula kualitas tissues(jaringan), dengan semakin baik pula kualitas
jaringan maka semakin baik pula kualitas organ, dan seterusnya. Begitu pula
sebaliknya semakin buruk kualitas sel maka menjadi buruk pula kualitas jaringan
yang berimbas pada organ dan pada akhirnya buruk pula kualitas tubuh manusia.
Kualitas disini bisa diartikan sebagai kesehatan tiap sel.
Oleh
karena itu menjaga kondisi kesehatan tubuh berarti juga menjaga kondisi
kesehatan sel, meningkatkan kemampuan tubuh berarti meningkatkan pula kemampuan
sel. Dilihat dari struktur biologik tersebut sangat mudah dipahami bahwa
derajat kesehatan sel menentukan kualitas fungsional atau vitalitasnya, yang
dengan sendirinya akan menentukan derajat kesehatannya, kualitas hidup dan
vitalitas kehidupan individu yang bersangkutan ( Santoso, 2012).
Manusia
adalah makhluk yan memiliki kebebasan kemampuan beradaptasinya tinggi, kita
dapat menemui berbagai macam orang di berbagai kawasan, di kawasan kutub,
padang pasir, atau iklim tropis di indonesia. Hal tersebut bisa dilakukan oleh
manusia karena mereka menjaga lingkungan di sekitar mereka agar sesuai dengan
kondisi kemampuan tubuh mereka, sehingga kondisi homeostasis tetap terjaga,
konsep homeostasis adalah Homeostasis
requires the coordination and reg-ulation of numerous complex activities in all
the component systems of the body (mordecai, joseph, dan
donald. 2012). Pendapat lain berasal dari guyton & hall, 2006 homeostasis
is used by physiologists to mean maintenance of nearly constant conditions in
the internal environment.
Homeostasis adalah segala upaya yang dilakukan oleh tubuh kita agar lingkungan
hidup sel di dalam tubuh kita, yaitu cairan extrasel selalu dalam keadaan
statis, konsta, atau menetap (setiadi, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
Sel
adalah blok-blok pembangun (building blocks) hidup bagi tubuh. Seperti
tubuh Sel adalah unit terkecil dalam organisasi hidup baik dalam dunia tumbuhan
maupun hewan. Sebagian besar reaksi kimia berangsung dalam sel. Jumlah sel
dalam tubuh kita mencapi trilyunanyang mempunyai berbagai bentuk.
Gambar 2.1 sel yang dikelilingi oleh komponen sel
(dari Ethel Sloane, anatomi dan fisiologi untuk pemula, 35 : 2004, EGC)
2.1.
FUNGSI SEL
Beberapa dari funsi sel diantaranya :
1.
Mempertahankan
suatu barrier yang selektif diantara sitoplasma dan lingkungan sekstrselluler.
2.
Membawa
instruksi dalam bentuk kode untuk proses sintesis sebagian besar komponen
selluler. Materi selluler ini sebelumnya digandakan melalui reproduksi sel,
sehingga setiap sel baru membawa satu set penuh instruksi.
3.
Sebagai
aktivitas metabolik yang dikatalisir reaksi kimia sehingga terjadi proses
sintesis dan penguraian molekul organik.
2.2.
TRANSPORT MELALUI MEMBRAN SEL
Transport
zat-zat melalui membran sel melalui tiga jalan yaitu :
1.
Proses difusi,
melalui pori-pori membran atau melalui matriks membran itu sendiri
2.
Transport aktif, melalui membran, suatu mekanisme tempat sistem
enzim dan pembawa membawa zat-zat melaui membran.
3.
dengan endositosis,
yaitu suatu mekanisme membran menelan cairan ekstrasel dan isinya.
2.3. STRUKTUR
SEL DAN FUNGSINYA
Sel
mengandung struktur yang sangat trorganisasi, yang dinamakan organel. Beberapa
organel sel yang penting adalah :
a.
INTI SEL (NUKLEUS)
·
Struktur
khusus bulat padat, yang terdiri dari massa protoplasma yang lebih kompak,
dikelilingi oleh membran dan membawa partikel gen yang mengandung kromatin.
·
Terletak
ditengah sel yang dikelilingi oleh sitoplasma yang merupakan pusat kegiatan
sel.
·
Inti
mengandung asam deoksiribonukleat dalam jumlah besar.
·
Dalam inti
terjadi pembelahan sel (mitosis) untuk membentuk dua sel anak. Tiap sel
menerima satu dari dua pasang gen.
·
Selama mitosis,
kromatin mudah ditenmukan sebagai bagian dari kromosom. Kromatin dapat
berubah menjadi benang kromosom.
·
Terdapat anak
inti (nukleolus) yaitu nukleus yang mengandung RNA dalam jumlah besar
dan protein, nukleolus sangat
membesar bila sel secara aktif mensintesis protein.
b.
MEMBRAN SEL /
MEMBRAN PLASMA
1.
Ukuran tebal
antara 7,5 – 10 nanometer.
2.
Bersifat
elastis.
3.
Membran
terdiri dari protein dan lipid, susunannya : 55% protein, 25% fosfofid, 13%
kolesterol, 4% lipid lain, 3% karbohidrat.
4.
Protein
membran sel
Ø Sebagian besar glikoprotein.
Ø Terdapat protein integral yang menonjol ke dalam
sel dan dapat berdifusi antara cairan ekstrasel dan intrasel.
Ø Juga terdapat protein porifer yang hanya melekat
pada permukaan membran dan tidak menembus membran.
5.
Karbohidrat
Membran
Ø Terdapat pada bagian luar membran
Ø Berperan sebagai zat reseptor untuk mengikat hormon
seperti insulin yang merangsang aktifitas spesifik dalam sel.
6.
Membran inti
Ø Tiap-tiap membran hampir identik
Ø Mempunyai struktur dasar lipid berlapis ganda
dengan protein globular pada cairan lipid.
c.
SITOPLASMA
dan ORGANELNYA
Terisi oleh partikel dan organel kecil dan besar
yang tersebar yang berukuran berkisar dari beberapa nanometer sampai dengan 3
mikron. Koloid dengan prosentase 75% air dan 25% protein.
Struktur Sitoplasma sendiri dapat dibagi menjadi 2
bagian besar yaitu :
1.
Organela yang
tidak aktif dalam metabolisme sel antara lain
a.
sentriole
-
digunakan
waktu membelah diri
-
ukuran
beberapa nanometer – 3 mikron
-
Koloid dengan
prosentase 75% air dan 25%
b.
Mikrotubuli
-
Terdapat
tersebar dalam sitoplasma.
-
Berbentuk
pipa panjang dengan diameter sekitar 250 nm
-
Fungsinya
adalah :
a.
Sebagai
kerangka dari sel
b.
Sebagai
transportasi dari partikel tertentu ( makro molekul)
c.
Gerakan dalam
sitoplasma pada saat proses mitosis
c.
Fibriler
-
Suatu anyaman
benang halus dalam sitoplasma.
-
Setiap benang
mempunyai diameter 4 – 10 nm.
-
Benang ini
terdiri dari bahan aktin yang fungsinya berkaitan dengan sel yang bersangkutan.
d.
Mikrobodis
-
Pertama kali
ditemukan dalam sel tubulus kontruktus promaximal dan hepar.
-
Di dalam
berisi suatu enzim oksidase yang dapat mereduksi hydrogen menjadi air.
2. Organel yang aktif dalam
metabolisme sel antara lain
a.
Mitokondria
-
Bulat atau
berbentuk tongkat dengan ukuran 0,2 mm – 5 mm
-
Menyaring
energi dari zat gizi dan oksigen dan selanjutnya menyediakan sebagian besar
energi yang diperlukan di semua sel untuk melakukan fungsi sel.
-
Rongga dalam
mitokondria terisi oleh matriks yang mengandung banyak enzim terlarut yang
penting untuk menyaring energi dari zat gizi.
-
Energi yang
dilepaskan digunakan untuk sintesis ATP ditransport ke luar mitokondria dan
berdifusi ke seluruhan sel.
-
Terdapat
enzim pernafasan.
-
Ekstraksi
energi dari zat gizi- zat gizi utama tempat sel menyaring energi adalah oksigen
dan satu atau lebih bahan makanan.
-
Pembentukan
adenosin trifosfat (ATP).
ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa
nitrogen adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat
terakhir dihubungkan dengan bagian sisa molekul oleh apa yang dinamakan ikatan
fosfat berenergi tinggi.
ATP digunakan untuk menggiatkan 3 fungsi sel utama
yaitu :
Transport
membran
Sintesis
senyawa-senyawa kimia di seluruh sel.
Kerjas
mekanik, yang penggunaannya adalah :
·
Mensuplai
energi untuk trnsport natrium melalui membran sel,
·
Menggiatkan
sintesis protein oleh ribosom.
·
Mensuplai
energi yang dibutuhkan selama kontraksi otot.
b.
Ribosom
-
Merupakan
butiran-butiran yang ditemukan dalam sitoplasma sel.
-
Terdapat
ribonukleat yang berfungsi dalam sintesis protein dalam sel.
-
Berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses metabolisme protein.
c.
Retikulum Endoplasmik
-
Berbentuk
ruang yang dibatasi oleh sistem membran yang saling berhubungan membentuk suatu
anyaman.
-
Luas bisa
30-40 kali luas membran sel.
-
Fungsi
penting retikulum endoplasma adalah :
·
Mengandung
enzim-enzim yang mengatur pemecahan glikogen bila glikogen digunakan untuk
energi.
·
Mengandung
banyak enzim yang mampu mendetoksikasi zat-zat yang merusak sel seperti
obat-obatan. Ia melakukan ini dengan koagulasi, oksidasi, hidrolisis, dan
konjugasi dengan asam glukonat, serta cara-cara lain.
·
Dapat mensitesis
beberapa karbohidrat yang biasanya terkonjugasi dengan molekul protein untuk
membentuk glikoprotein.
-
Berdasarkan
bentuk nya dibedakan menjadi :
·
Retikulum endoplasmik kasar, pada permukaa luar dari membrannya nampak penuh
dengan ribosom yang menempelinya.
·
Retikulum endoplasmik halus, permukaan luar dari membranya tidak ada ribosom
yang menmpelinya.
d.
Kompleks Golgi
-
Bentuk
kantong pipih.
-
Fungsi proses
pengeluaran atau ekskresi.
-
Dapat
dijumpai pada sel-sel kelenjar.
e.
Lisosom
-
Menghasilkan
sistem pencernaan intrasel untuk membuang zat yang tidak diinginkan.
-
Garis
tengahnya 250 – 750 milimikron dan dikelilingi oleh membran lipid dua lapis
yang khas.
-
Terisi oleh
banyak granula kecil yang merupakan kumpulan protein enzim hidrolitik yang
memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian lebih.
-
Organ
pencernaan se – lisosom.
-
Hasil –hasil
pencernaan adalah molekul-molekul kecil asam animo, glukosa, asam lemak,
fosfat, dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui membran vesikel ke
dalam sitoplasma.
-
Peranan sangat
khusus lainnya adalah pembuangan sel-sel yang rusak dari jaringan – sel rusak
karena panas, dingin, trauma, zat kimia, atau faktor-faktor lainnya.
-
Lisosom juga
mengandung agen bakterisidal yang dapat membunuh bakteri yang difagositosis
sebelumn mereka dapat menyebabkan kerusakan sel. Dan pada lisosom disimpan
enzim-enzim yang bila dikeluarkan dalam sitoplasma, dapat melarutkan tetesan
lemak dan granula glikogen, membuat lipid dan glikogrn siap digunakan pada
semua sel dalam tubuh.
f.
Inklusion bodi
Merupakan kumpulan bahan mati, dan tidak selalu ada
dalam sel. Inklusion bodi terdiri dari bahan yang merupakan bahan hasil
metabolisme dari sel, atau hasil katabolisme dari suatu sel.
2.4.
KONSEP SEL DAN HOMEOSTASIS
Apabila tiap –tiap sel memiliki kemampuan dasar untuk bertahan hidup,
mengapa sel-sel tubuh tidak dapt hidup tandpa melakukan tugas-tugas khusus dan
terorganisasi sesuai kekhususan masing-masing menjadi sistem yang melakukan
berbagai fungsi yang esensial agar tubuh keseluruhan dapat bertahan hidup?
Sel-sel pada organisme multiseluler seperti pada manusia harus memberi
kontribusi bagi kelangsungan hidup organisme secara keseluruhan dan tidak dapat
hidup dan berfungsi tanpa kontribusi dari sel-sel tubuh lainnya karena sebagian
besar dari sel tersebut tidak berkontak langsung dengan lingkungan eksternal
tempat organisme tersebut hidup. Suatu organisme unisel, misalnya amuba dapat
secara langsung memperoleh zat-zat gizi dan O2 dari, dan mengeluarkan zat-zat
sisa ke lingkungan eksternalnya. Sebuah sel otot atau sel lain pada organisme
multisel juga membutuhkan zat-zat gizi dan O2 dan mengeluarkan zat-zat sisa,
namun sel otot tidak dapat secar alangsung melakukan ertukaran ini dengan
ligkungan eksternal si sekitar tubuh manusia karena sel tersebut terisolasi
dari lingkungan eksternal tersebut.
Bagaimana
mungkin sebuah sel otot dapat melakukan pertukaran-pertukaran vital tersebut
dengan lingkungan eksternal yang tidak berkontak langsung dengannya? Kuncinya
adalah adanya suatu lingkungan internal cair yang berkontak langsung dengan
sel-sel tubuh. Lingkungan internal ini “terletak di liar del tapi di dalam
tubuh”. Lingkungan ini terdiri dari cairan ekstrasel ( ekstra berarti “di
luar”). Yang terdiri dari plasma, bagian cair dari darah, dan cairan
interstitial, yang mengelilingi dan membasahi sel. Berbagai sistem tubuh
melakukan pertukaran antara lingkungan ekternal dan lingkungan internal.
Sebagai contoh, sistem pencernaan memindahkan zat-zat gizi yang diperlukan oleh
semua sel tubuh dari lingkungan ekstrasel ke dalam plasma. Demikian juga,
sistem pernafasan memindahkan O2 dari lingkungan eksternal ke dalam plasma.
Sistem sirkulasi mendistribusikan zat-zat gizi dan O2 ini ke seluruh tubuh.
Pencampuran dan pertukaran bahan-bahan terjadi antara plasma dan cairan
interstitial melalui dinding kapiler (pembuluh darah paling halus) yang tipis
dan berpori. Akibatnya, zat-zat gizi dan O2 yang semula diperoleh dari
lingkungan eksternal disalurkan ke cairan interstitial mengelilingi sel-sel.
Sel-sel tubuh kemudia melakukan pertukaran dengan lingkungan internal.
Seberapapun jauhnya dari lingkungan internal zat-zat gizi dan O2 yang
dibutuhkan untuk mempertahankan keberaannya.
Demikian
juaga, zat-zat sisa yang dihasilkan oleh sel dikeluarkan ke dalam cairan
interstitial, diserap oleh plasma, dan disaurkan ke organ-organ yang khusus
berfungsi membuang zat-zat sisa ini dari lingkungan internal ke eksternal.
Paru-paru mengeluarkan CO2 dari plasma, dan ginjal menyerap zat-zat sisa lainnya
untuk dikeluarkan melalui urin.
HOMEOSTASIS PENTING BAGI KELANGSUNGAN HIDUP SEL,
DAN TIAP-TIAP SEL, SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM YANG TERORGANISASI, MEMBERI
KONTRIBUSI BAGI HOMEOSTASIS.
Sel-sel
tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika dibasuh oleh cairan ekstrasel yang
cocok bagi kelangsungan hidup mereka; dengan demikian, komposisi kimiawi dan
keadaan fisik lingkungan internal hanya diperbolehkan menyimpan dalam
batas-batas yang sempit. Sewaktu-waktu sel menmerlukan zat-zat gizi dan O2
secara terus menerus untuk mempertahankan hidupnya. Demikian juga , zat-zat
sisa harus diangkut keluar sehingga kadar zat sisa tersebut tidak mencapi kadar
toksin. Unsur-unsur lain dalam lingkungan internal yang pnting untuk
mempertahankan hidup juga harus dijaga supaya relatif konst. Pemeliharaan
lingkungan internal yang relatif stabil disebut homeostasis (homeo berarti
“sama”; stasis berati “berdiam atau tetap”)
Fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap tubuh ikut
berperan dalam mempertahankan homeostasis, sehingga lingkungan yang diperlukan
untuk kelangsungan hidup dan fungsi semua sel yang membentuk tubuh dapat
dipertahankan. Kenyataan bahwa lingkungan internal harus dijaga agar relatif
stabil tidak berarti bahwa komposisinya, suhunya, dan sebagainya tidak berubah
sama sekali. Faktor-faktor eksternal dan internal terus menerus mengancam dan
dapat mengacaukan homeostasis. Sebagai contoh, pajanan ke lingkungan yang
dingin cenderung menurunkan suhu internal tubuh. Demikian juga, penambahan CO2
ke dalam lingkungan internal akibat reaksi-reaksi kimia penghasil energi
cenderung meningkatkan konsentrasi gas ini di dalam tubuh. Apabila ada faktor
yang mulai menjauhkan lingkungan internal dari kondisi optimalnya, akan tecetus
reaksi-reaksi perlawanan yang sesuai agar kondisi lingkungan internalnya dapat
dipulihkan. Contohnya jika pada suawaktu udara dingin terjadi proses menggigil
kompensatorik. Menggigil menimbulkan panas secara internal untuk memulihkan
suhu tubuh ke dalam normal. Demikian juga, penambahan CO2 ke dalam lingkungan internal
akibat reaksi-reaksi kimia penghasil energi cenderung meningkatkan konsentrasi
ini dalam tubuh. Hal ini akan menjadikan reaksi peningkatan pernafasan.
Karbondioksida berlebihan yang dihembuskan ke lingkungan eksternal,
mengembalikan konsentrasi CO2 dalam darah kembali ke kadar normal. Dengan
demikian, homeostasis harus dipandang bukan sbagai keadaan menetap, tetapi
sebagai keadaan stabil dinamis dengan perubahan-perubahan yang terjadi
diperkecil oleh respon fisiologis kompensatorik. Untuk setiap faktor lingkungan
internal, fluktuasi kecil di sekitar kadar optimal biasanya dijaga dalam
batas-batas yang sempit yang sesuai dengan kehidupan oleh mekanisme-mekanisme
yang diatur ketat. Secara ringkas perhatikan gambar berikut :
Gambar 2.2.
hubungan interdependen yang tergambar di atas berfungsi dasar bagi fisiologi
modern : homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, sistem tubuh
mempertahankan homeistasis dan sel membentuk sistem tubuh.
2.5
FAKTOR LINGKUNGAN INTERNAL YANG HARUS DIPERTAHANKAN SECARA HOMEOSTASIS
Beberapa faktor lingkungan internal yang
harus dipertahankan secara homeostasis antara lain :
1. Konsentrasi
molekul zat-zat gizi. Sel sel membutuhkan pasokan molekul nutrien yang tetap
untuk digunakan sebagai bahan bakar metabolik untuk menghasilkan energi. Energi
kemudian digunakan untuk menunjang aktivitas khusus dan mempertahankan hidup.
2. Konsentrasi
O2 dan CO2. Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik
sebnyak mungkin energi dari molekul nutrien untuk digunakan oleh sel. CO2 yang
dihasilkan selama reaksi-reaksi tersebut berlangsung harus seimbangkan dengan
CO2 yang dikeluarkan oleh paru-paru, sehingga CO2 pembentukan asam ini tidak
meningkatkan keasaman di lingkungan internal.
3. Konsentrasi
zat-zat sisa. Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang
berefek toksik bagi sel apabila dibiarkan tertimbun melebihi batas tertentu.
4. pH.
Di antara efek-efek yang paling mencolok dari perubahan keasaman lingkungan
cairan internal adalah perubahan mekanisme pembentukan sinyal listrik di sel
saraf dan perubahan aktivitas enzim di semua sel.
5. Konsentrasi
air, garm, dan elektrolit lain. Karena konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air
di dalam cairan ekstrasel (lingkungan internal) mempengaruhi berapa banyak air
yang masuk atau keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk
mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secar
normal apabila mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki
bermacam-macam fungsi vital lainnya. Sebagai contoh, denyut jantung yang
teratur bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstrasel yang relatif
konstan.
6. Suhu.
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentang suhu yang sempit sel-sel
akan mengalami perlambatan aktivitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin
dan, yang lebih buruk, protein-protein struktural dan enzimatik akan terganggu
apabila suhunya terlalu panas.
7. Volume
dan tekanan. Komponen sirkuasi pada lingkungan internal, yaitu plasma, harus
dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang adekuat agar penghubung vital
antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi ke seluruh tubuh.
BAB
III
KESIMPULAN
Tubuh
manusia terdisi dari masyarakat sel yang saling berinteraksi. Sel adalah satuan
dasar bagi struktur dan fungsi tubuh manusia. Setiap sel melakukan
fungsi-fungsi dasar yang penting bagi kelangsungan hidupnya sendiri, misalnya
memperoleh O2 dan zat-zat gizi , yang digunakan sel untuk memperoleh energi;
bereaksi terhadap perubahan di lingkungan sekitar; mengontrol perpindahan
bermacam-macam bahan di dalam sel dan antara sl dengan lingkungannya; dan
bereproduksi. Pada organisasi multisel seperti manusia setiap sel melakukan
selain fungsi-fungsi fundamental di atas, suatu aktivitas khusus yang biasanya
merupakan elaborasi dari fungsi-fungsi dasar di atas.
Homeostasis
mengacu kepada pemeliharaan suatu keadaan stabil dinamis di dalam lingkungan
cairan internal yang membasuh semua sel tubuh. Karena sel-sel tubuh tidak
berkontak langsung dengan lingkungan luar, kelangsungan hidup sel bergantung
pada pemeliharaan lingkungan cairan internal yang stabil yang berhubugan
langsung dengan sel. Sebagai contoh, di lingkungan internal O2 dan xat-zat gizi
harus terus menerus diganti sesuai kesepatan penggunaanya oleh sel.
Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dipertahankan secara homeostasis
adalah konsentrasi molekul-molekul nutrien, konsentrasi O2 dan CO2, konsentrasi
zat-zat sisa, pH, konsentrasi air, garam, dan elektrolit lain, suhu, serta
volume dan tekanan. Fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh masing-masing dari
ketujuh sistem tubuh diarahkan untuk mempertahankan homeostasis. Fungsi sistem
tubuh akhirnya bergantung pada aktifitas-aktifitas khusus sel-sel yang menyusun
setiap sistem. Dengan demikian homeostasis penting bagi kelangsungan hidup
setiap sel, setiap sel memberikan kontribusinya untuk mempertahankan
homeostasis.
DAFTAR
PUSTAKA
Giriwijoyo,
Santosa. (2012). Ilmu Faal Olahraga. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Guyton
& Hall. (2006). Text Book of Medical Physiology. Edisi 11. Pennsylvania.
Elsevier Saunder.
Setiadi.
(2007). Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graha ilmu.
Sherwood,
Lauralee. (1996). Human Physiology : From
Cells to System. Virginia. West Virginia University.
Wikie Books. (2014).
Human Physiology. online 6 september 2014 : http://web.mef.hr/web/images/pdf/human_physiology.pdf
Komentar
Posting Komentar